PPRBM Solo: Inklusi dan Inovasi Tiada Henti

Layanan Kesehatan Jiwa bagi Semua

Pendampingan terhadap ODDP desa dampingan program dignity inklusi di Mertasari, Purwanegara yang relaps. Advokasi bersama Pemdes Mertasari dalam mengupayakan BPJS PBI agar dapat Rehabilitasi Medis hingga Rehabilitasi Sosial di RPS PMKS Pamardi Raharjo.

DIGNITY INKLUSIBERITA

Hanafi Slamet Sugiarto (CO PPRBM Solo Kab. Banjarnegara Program Dignity Inklusi)

1/17/20252 min read

CO PPRBM Solo Kab. Banjarnegara bersama PemDes Mertasari mendampingi ODDP Mertasari a.n. Wahyono yang juga sebagai anggota SHG Mertasa yang mengalami relaps. Kondisi ini terjadi karena tidak teratur dalam minum obat dan tetap mengonsumsi minuman keras. Wahyono sebelumnya pernah mendapatkan perawatan rehabilitasi medis dan rutin minum obat. Pihak keluarga tidak memiliki pilihan lain selain membiarkan Wahyono untuk mengonsumsi minuman keras karena khawatir dengan ancaman yang dapat mengarah ke perbuatan yang tak diinginkan.

Ditemukan kondisi bahwasannya tidak adanya BPJS PBI yang mengakibatkan keluarga mengalami keberatan dalam hal finansial untuk mengupayakan Wahyono mendapatkan perawatan medis kembali dan nantinya dapat dilanjutkan mendapatkan perawatan rehabilitasi sosial di RPS PMKS Pamardi Raharjo.

Tantangan: 

  1. Kurangnya edukasi Keluarga/ Caregiver dan pengawasan bersama ODDP minum obat;

  2. Peran central keluarga belum terasa, cenderung terjadi pembiaran hingga Wahyono relaps;

  3. Tidak adanya BPJS PBI;

  4. Belum adanya Aktivitas Terapi Kelompok dalam SHG;

Dampak dari Langkah-langkah yang dilakukan adalah mulai bertambahnya kepercayaan diri ODDP pengurus SHG untuk berinteraksi dengan orang baru, mulai membuka diri dan mau belajar bersama. Selain itu, dalam proses berkomunikasi baik dengan teman duduk sebelahnya atau dalam forum mulai dapat diupayakan untuk bisa berinteraksi. Dalam konteks menumbuhkan komitmen stakeholder demi keberlanjutan SHG, perlunya intensitas guna menguatkan kepercayaan dan pelibatan bermakna dalam giat kolaboratif dengan saling mendukung program atau kebijakan satu sama lain (Unsur Pemerintahan/ Instansi bersama Masyarakat sipil).

Strategi yang digunakan guna menyikapi tantangan:

  1. Memberikan edukasi bagi keluarga/ caregiver, PemDes dan Masyarakat mengenai isu disabilitas mental (pengawasan minum obat);

  2. Perlunya mekanisme kontrol lingkungan dalam menanggapi situasi guna mitigasinya;

  3. Berkoordinasi dengan panitia mengenai kebijakan proses dan alur diskusi agar ODDP tetap bisa didampingi secara langsung;

  4. Audiensi dan koordinasi dengan mitra jaringan oleh SHG, Pendamping dan stakeholder lain.

Sumber daya yang diperlukan guna menjalankan strategi:

  1. Sering-sering mengecek dan mengonfirmasi kondisi ODDP;

  2. Materi Manajemen Stres, Afirmasi Positif, dan Motivasi diri guna menumbuhkan kepercayaan diri;

  3. Mengidentifikasi Kembali dan melibatkan mitra terdekat sesuai bidangnya untuk berperan aktif dalam kegiatan kolaboratif;

Hasil dari langkah-langkah yang dilakukan terkadang efektif namun tidak selamanya. Hal ini disebabkan oleh kondisi dari ODDP itu sendiri yang terkadang naik turun baik secara mood atau adanya faktor lain yang menjadi pemicu stress. Selain itu, penting kiranya memetakan dan menyusun prioritas baik itu kebutuhan materi edukasi, serta mitra jaringan.

Pembelajaran dari proses tersebut ialah pentingnya melibatkan ODDP-PD sebagai aktor utama dalam isu pemenuhan hak-hak disabilitas. Peringatan HDI menjadi momentum untuk membedah bersama isu-isu di dalamnya sebagai ruang konsolidasi gagasan hingga gerakan. Media Aktualisasi ODDP-PD dan mengampanyekan pada Masyarakat luas dalam melawan stigma dan kehadiran pemangku kebijakan/ pemerintah dalam mendukung dan meningkatkan pelayanan dan regulasi yang berpihak pada kelompok rentan, khususnya penyandang disabilitas.

Hanafi Slamet Sugiarto

(CO PPRBM Solo Kab. Banjarnegara Program Dignity Inklusi)