PPRBM Solo: Inklusi dan Inovasi Tiada Henti

Membangun Guru yang Inklusif di Kabupaten Karanganyar

Membangun guru yang inklusif adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak yang positif bagi seluruh komunitas sekolah. Dengan dukungan yang tepat, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, dimana siswa dapat tumbuh dan berkembang.

LEARNING UNLOCKBERITA

Anisa Putri Windari (CO PPRBM Solo Kab. Karanganyar Program Learning Unlock)

1/21/20253 min read

Ket. Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Kec. Jaten, Kab. Karanganyar

Pendidikan inklusif menjadi isu sentral dalam dunia pendidikan saat ini,konsep yang menekankan pada penerimaan dan keberagaman ini menuntut guru untuk memiliki kompetensi khusus,Pemahaman guru untuk mewujudkan pendidikan inklusi yang berkualitas.

Untuk mewujudkan guru yang inklusif Pusat rehabilitasi Yakkum dan PPRBM solo memberikan sosialisasi ke Beberapa Himpaudi yang salah satunya adalah Himpaudi Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar . Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada Guru untuk menerima anak anak penyandang Disabilitas terutama anak usia dini.

Di lingkungan pendidikan Usia Dini ternyata masih banyak sekolah yang tidak mau menerima anak berkebutuhan khusus karena tidak memiliki SDM dan infrastruktur yang memadai. Sulistyorini,S.Pd, M.Pd Yang merupakan Penilik menyampaikan bahwa setiap lembaga harus menerima semua murid dari segala latar belakang,contohnyaanak berebutuhan khusus.

“Pusat Rehabilitasi YAKKUM sudah mendampingi KB Bocah Pintar di Kecamatan Jaten selama 1,5 tahun, jika ada guru yang akan melakukan study tiru dan ada yang disampaiakn terutama tentang ABK bisa berkunjung ke KB Bocah Pintar" jelas Sulistyorini pada saat membuka kegiatan Himpaudi dan Sosialisasi tentang ”Disability Inclusive Development” Kamis (16/1/2025) di aula TK dan PAUD Insan Madani.

Dian Kencana, Kepala Sekolah KB Bocah Pintar mengucapkan terima kasih atas kunjungan Pusat Rehabilitasi YAKKUM ke pertemuan Himpaudi dan juga sudah mendampingi KB Bocah Pintar dan berharap sekolah yang lain juga bisa mendapatkan dampingan.

Ester Octaviana Berna Deta yang merupakan narasumber dan juga pendidik Di KB Gantari Pusat Rehabilitasi YAKKUM menyampaikan “Menerima anak Disabilitas jangan menunggu gurunya bisa menangani ABK dulu, inftrastruktur yang memadai dulu karena itu akan memerlukan biaya yang banyak dan waktu yang lama".

Perempuan yang akrab disapa Ester ini menjelaskan bahwa kita harus menerima dulu anak berkebutuhan khusus di sekolah karena mereka berhak menerima pendidikan yang sama dengan anak-anak non disabilitas.

Ket. Ester Octaviana Berna Deta narasumber dan pendidik KB Gantari Pusat Rehabilitasi YAKKUM Yogyakarta

Ester memaparkan gambaran tentang pendidikan selama ini dari disabilitas yang masih belum diterima sampai pada disabilitas diterima dalam masyarakat (inklusif). Selain itu harapan dan realita tentang pendidikan inklusi yang masih belum maksimal dilakukan oleh guru yang selalu memberikan kesempatan terus menerus kepada yang sudah pandai dan mampu untuk lebih berkompeten, sedangkan mengesampingkan anak yang mempunyai kemampuan yang belum baik/berkebutuhan khusus di dalam kelas sehingga belum memberikan kesempatan ABK untuk dapat berkembang seperti teman yang lain.

Ester berharap akomodasi tentang penempatan anak disabilitas, aksesibilitas yang aman nyaman dan media belajar yang nyata, teknik komunikasi dengan berbagai ragam disabilitas seperti menggunakan bahasa isyarat sederhana kepada anak tuna rungu wicara, sikap yang positif terhadap disabilitas yang dapat mendorong inklusivitas dan keterbukaan bagi anak disabilitas dan partisipasi harus dipahami oleh Guru, Karena dengan adanya akomodasi yang baik yang nantinya Guru dapat lebih percaya diri dalam menrima ABK dan membangun sekolah serta guru yang inklusif.

Ket. Sosialisasi pendidikan inklusif pada HIMPAUDI Kec. Jaten, Kab. Karanganyar

Dian Kencana Ayudya Kepala Sekolah KB Bocah Pintar mengucapkan terima kasih atas kunjungan Pusat Rehabilisai YAKKUM ke pertemuan Himpaudi, dan juga sudah mendampingi KB Bocah Pintar dan berharap sekolah yang lain juga bisa mendapatkan dampingan. Dian menyampaikan bahwa sosialisasi ini merupakan lanjutan dari materi lanjutan yang sebelumya dilaksanakan di bulan Desember 2024 yang juga disampaikan oleh Pusat Rehabilitasi YAKKUM Yogyakarta tentang ragam Disabilitas.

Dian berharap kegiatan sosialisasi ini akan memberikan pemahaman kepada pendidik PAUD bagaimana menjadi guru yang bisa menerima ABK dan membersamai belajar mereka dengan baik dan dapat memenuhi hak yang sama untuk tetap belajar dengan anak seusia mereka dengan lingkungan yang aman, pembelajaran menyenangkan untuk mewujudkan sekolah inklusi dan ramah anak.

Anisa Putri Windari

(CO PPRBM Solo Kab. Karanganyar Program Learning Unlock)