PPRBM Solo: Inklusi dan Inovasi Tiada Henti
SHG Mertasari Tingkatkan Keterampilan Lewat Pelatihan Lanjutan Batik Shibori
Pelatihan lanjutan batik shibori bagi Self Help Group (SHG) Mertasari kembali digelar sebagai upaya memperkuat keterampilan dan kemandirian ekonomi anggota SHG. Melalui kegiatan ini, anggita diajak mendalami berbagai teknik pewarnaan, eksplorasi motif, serta pengembangan kualitas produk agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
TRAININGDIGNITY INKLUSI
Hanafi Slamet Sugiarto (Co Kabupaten Banjarnegara)
11/27/20252 min read


Ket. Mas waludin bersama-sama dengan Ibu Lurah sedang membuat pola batik shibori
Banjarnegara, November 2025 — Suasana hangat dan penuh warna tampak di Balai Desa Mertasari, Kecamatan Purwanegara. Sejak pagi, belasan anggota Self-Help Group (SHG) Disabilitas Desa Mertasari tampak antusias mengikuti Pelatihan Lanjutan Batik Shibori selama dua hari, 6–7 November 2025.
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan keterampilan biasa. Di balik kain yang diikat dan dicelup warna-warni itu, tersimpan semangat kemandirian, keberdayaan, dan inklusi sosial yang luar biasa.
Dari Terapi Menjadi Karya Bernilai
Sebelumnya, SHG Mertasari telah mengikuti pelatihan tahap pertama pada April 2025 dengan dukungan PPRBM Solo dan Disnaker Provinsi Jawa Tengah. Berawal dari kegiatan terapi keterampilan sederhana, kini para anggota SHG mulai menapaki langkah baru: menghasilkan produk batik shibori yang siap jual.


Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan dan pengembangan kegiatan pelatihan Batik Shibori di Desa Mertasari antara lain masih terbatasnya keterampilan peserta yang sebagian besar baru menguasai motif-motif dasar dan belum memahami teknik variasi lanjutan. Selain itu, penggunaan bahan pewarna kimia masih cukup dominan sehingga menghasilkan warna yang kurang stabil serta tidak ramah lingkungan. Produk yang dihasilkan juga belum memiliki standar kualitas yang konsisten dan belum dikemas secara menarik sehingga nilai jualnya masih rendah. Di sisi lain, kelompok masih menghadapi kesulitan dalam merancang strategi pemasaran serta manajemen usaha sederhana untuk mengembangkan hasil produksi mereka secara berkelanjutan.
Kolaborasi untuk Inklusi
Kegiatan ini terlaksana berkat dukungan Dana Desa 2025 dan Program Dignity Inklusi, hasil kolaborasi antara Pemerintah Desa Mertasari, PPRBM Solo (Sub Mitra Pusat Rehabilitasi YAKKUM), serta Ibu Sugiarti, UMKM Kinara Collection sebagai pelatih.
Pelatihan juga diikuti oleh caregiver dan kader PKK desa, yang turut mendampingi dan memberi semangat bagi peserta disabilitas. “Kami ingin kegiatan ini tidak hanya berhenti di pelatihan, tapi berkembang menjadi usaha kelompok,” tutur Purwanto (ODDP), Ketua SHG Mertasari.
Ket. Suasana proses pewarnaan batik shibori
Pada pelatihan lanjutan kali ini, para peserta belajar teknik lanjutan shibori — mulai dari pembuatan motif kompleks, penggunaan pewarna alami ramah lingkungan, hingga cara melakukan finishing dan kontrol kualitas produk agar lebih menarik di pasaran.
“Senang sekali bisa belajar lagi. Dulu cuma bisa motif sederhana, sekarang kami bisa buat pola baru yang lebih indah,” ujar Suprihatiningsih (ODDP), sekretaris SHG Mertasari, sambil menunjukkan hasil karyanya yang bermotif spiral biru lembut.
Dari Desa untuk Dunia
Hasil karya para peserta kini mulai dipamerkan di media sosial dan kegiatan desa. Beberapa pesanan dari masyarakat lokal pun mulai berdatangan. Pemerintah Desa Mertasari berencana membantu promosi dan pemasaran produk agar bisa dikenal lebih luas.
Kepala Desa Mertasari, Sudono Susanto, menyampaikan apresiasinya, “Teman-teman disabilitas telah membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkarya. Kami dari pemerintah desa siap mendukung langkah mereka menuju kemandirian.”


Ket. Mas Purwanto sedang membantu mencuci kain untuk dilanjutkan proses pewarnaan
Annisa Fatikhasari
Editor
