PPRBM Solo: Inklusi dan Inovasi Tiada Henti
Upaya Meningkatkan Taraf Hidup Para Difabel melalui Peningkatan Keterampilan
Pengurus SHG Desa Mertasari (Mas Misno dan Mas Khadirin) mengikuti kegiatan Pelatihan Hantaran dan Bucket yang diselenggarakan Dinas Sosial P3A Kab. Banjarnegara
TRAININGBERITADIGNITY INKLUSI
Hanafi Slamet Sugiarto (CO Kab. Banjarnegara Program Dignity Inklusi - PPRBM Solo)
10/23/20252 min read


Khadirin (Disabilitas Fisik) dan Misno (Disabilitas Sensorik Netra), Pengurus SHG Desa Mertasari mengikuti Pelatihan Pembuatan Hantaran dan Bucket dari Dinas Sosial P3A di PLUT Banjarnegara
Perwakilan Pengurus SHG Mertasari a.n. Misno (Disabilitas sensorik Netra) dan Khadirin (Disabilitas Fisik) selaku dampingan PPRBM Solo berhasil lolos sebagai peserta Pelatihan Hantaran dan Bucket yang diadakan oleh Dinas Sosial P3A Kab. Banjarnegara di PLUT Banjarnegara. Adapun informasi awal melalui TKSK Kec. Purwanegara yang berkoordinasi dengan PemDes Mertasari dan CO Kab. Banjarnegara PPRBM Solo mengenai rencana pelatihan tersebut. Sedianya pelaksanaan di bulan Juli 2025, namun karena suatu hal sehingga pelaksanaan diundur menjadi 13 – 17 Oktober 2025. Peserta merupakan para disabilitas dengan berbagai ragam yang berasal dari berbagai kecamatan di Banjarnegara. Peserta disediakan penginapan oleh Dinas Sosial beserta akomodasi selama pelatihan.
Beberapa tantangan selama kegiatan tersebut seperti:
- Beberapa ragam disabilitas belum bisa terwadahi dalam pelatihan meskipun secara fisik dan komunikasi dalam kondisi tertentu masih cukup bisa mengikuti, seperti disabilitas mental dan intelektual.
- Belum tersedianya data minat dan bakat para disabilitas di Kabupaten Banjarnegara yang mempengaruhi pada tingkat partisipasi dan penyesuaian jenis pelatihannya.
- Perlunya keberlanjutan guna mendukung disabilitas kian mandiri.


Aktivitas Pelatihan Pembuatan Hantaran dan Bucket
Perwakilan SHG Mertasari yang telah mengikuti pelatihan tersebut, dapat membagikan ilmu yang didapat kepada kawan difabel khususnya anggota SHG Mertasari. Selain itu, home visit yang dilakukan secara rutin pada PD – ODDP di desa Mertasari dapat melengkapi database disabiltas desa termasuk minat dan bakat serta informasi detil lainnya. Dalam pelaksanaannya membutuhkan keterlibatan stakeholder lintas sektor dari tingkat desa hingga pemerintah kabupaten dalam mengakomodir disabilitas agar kian berdaya.
Pemerintah kabupaten dalam hal ini Dinsos P3A melalui kegiatan pelatihan kepada para disabiltas merupakan upaya pemenuhan hak-hak disabilitas khususnya dalam bidang livelihood/ penghidupan. Tentunya masih membutuhkan waktu dan proses agar difabel dapat dikatakan berdaya. Ketersediaan data disabilitas yang komprehensif menjadi penting agar para stakeholder lebih tepat sasaran dalam memberikan dukungan sesuai kebutuhan.
Kolaborasi Pemerintah dengan swasta serta masyarakat menjadi penting, bahwasannya isu pemenuhan disabilitas membutuhkan kolaborasi banyak pihak.
