PPRBM Solo: Inklusi dan Inovasi Tiada Henti

Suara Perempuan Disabilitas, Suara Kesetaraan Bersama

Memperingati Hari Perempuan Internasional, PPRBM Solo bersama SHG Desa Mertasari mengadakan Talkshow "Peran Perempuan dalam Pembangunan di Desa" bersama Radio Suara Banjarnegara 104,04 FM

DIGNITY INKLUSIBERITAEXPERIENCE

Hanafi Slamet Sugiarto (CO PPRBM Solo Kab. Banjarnegara Program Dignity Inklusi)

3/15/20252 min read

Minimnya pelibatan peran Perempuan dalam Pembangunan di desa menjadi sorotan, terlebih Perempuan disabiltas desa. Dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional, PPRBM Solo bekerjasama dengan Radio Suara Banjarnegara 104,04 FM untuk mengadakan talkshow dengan tema “Peran Perempuan Disabilitas dalam Pembangunan di Desa”.

Narasumber dalam kegiatan tersebut yakni Ibu Turyati selaku anggota dari SHG Mertasari, Kec. Purwanegara. Beliau berprofesi sebagai seorang penjahit dan memiliki dampingan usaha jahit di desa Candiwulan, Kec. Mandiraja.

Dalam talkshow tersebut, Hanafi Slamet Sugiarto selaku CO PPRBM Solo Kab. Banjarnegara juga menjelaskan tentang Program Dignity Inklusi, korelasinya dengan model SHG yang menjadi wadah dalam upaya mainstreaming isu disabilitas di desa.

Hal-Hal yang menjadi Tantangan diantaranya:

  1. Minimnya ruang publik bagi Perempuan disabilitas untuk bersuara dan berperan dalam Pembangunan di desa;

  2. Pelibatan Perempuan disabilitas hanya sebagai pemenuhan kuota semata;

  3. Isu Disabilitas yang masih jarang terdengar di lingkungan desa;

  4. Kebijakan pemerintah yang belum cukup berpihak kepada disabilitas;

Strategi yang digunakan guna menyikapi tantangan:

  1. Edukasi bagi disabilitas dan keluarga/ caregiver, Pemerintah terkait dan Masyarakat mengenai isu disabilitas;

  2. Edukasi pentingnya pelibatan Perempuan (khususnya disabilitas) dalam Pembangunan di desa;

  3. Mindset keadilan dan kesetaraan gender bagi pemangku kebijakan sebagai bare minimum pelayanan dan kebijakan yang dilahirkan;

  4. Media sosial sebagai upaya sosialisasi isu perempuan dan disabilitas;

Sumber daya yang diperlukan guna menjalankan strategi:

  1. Platform/ wadah/ kelompok untuk melakukan berbagai kegiatan dalam menggaungkan isu Perempuan dan disabilitas, contohnya melalui SHG;

  2. Tokoh Perempuan disabilitas inspiratif sebagai cerita praktik baik guna memotivasi dan memantik kesadaran kolektif;

  3. Pemerintah dan stakeholder terkait guna memunculkan kebijakan yang berperspektif GEDSI;

  4. Media online sebagai media promotive dalam mengampanyekan isu Perempuan dan disabilitas.

Mendapatkan suatu kesempatan untuk berbicara kepada khalayak umum melalui platform media untuk menyuarakan isu Perempuan dan disabilitas merupakan upaya salah satu upaya strategis. Harapannya dengan upaya mainstreaming isu Perempuan dan disabilitas, perspektif GEDSI dari para pemangku kebijakan kian tumbuh. Selain itu, bagi disabilitas dan Perempuan kian mendapatkan ruang dalam berekspresi dan tetap memberikan manfaat bagi dirinya dan lingkungannya.

Memanglah jalan panjang dalam upaya mainstreaming isu Perempuan dan disabilitas, terlebih dapat berperan dalam Pembangunan di desa. Namun, dengan berbagai strategi yang telah dilakukan menjadi tanda bahwa kesadaran akan konsep egaliter semakin menguat. Bahwa penting dalam mengupayakan kesetaraan hak, kesamaan kesempatan dan kesataraan dalam perlakuan. Maka keseimbangan dalam Masyarakat kian terwujud.